Ladder diagram biasa digunakan untuk mendokumentasikan logika sistem kontrol pada industri. Mereka disebut "tangga" karena mereka menyerupai tangga, dengan dua garis vertikal (power supply + dan -) dan sebagai deret "anak tangga" (garis horizontal) yang mewaliki kontrol sirkuit .Diagram tangga sederhana yang menunjukkan lampu yang dikendalikan oleh saklar tangan, itu akan terlihat seperti ini:
Sebutan "L1" dan "L2" merujuk pada dua kutub catu daya 120 VAC. L1 adalah konduktor +, dan L2 adalah konduktor - (ground). Sebutan tersbut tidak ada hubungannya dengan induktor, hanya untuk menyederhanakan penulisan diagram. L1 dan L2 mewakili keluaran transformator atau generator penyedia ke sirkuit. Pada kenyataannya, sirkuit terlihat seperti ini:
Biasanya rangkaian relay di industri, biasanya menggunakan catu daya 120 volt AC. Tetapi terkadang tegangan lebih rendah atau tinggi juga dibagunun sesui dengan kebutuhan di lapangan. Antara lain:
Jadi selama coil dan kontak relay menerima tegangan memenuhi standard pabrik maka berapapun nilai tegangan yang dipilih untuk rangkaian ladder tidaklah menjadi masalah.
Pada kondisi nyata dipangan, tanda "L1", "L2" dan "1" akan ditulis pada kabel menggunakan Cable Marker. Untuk satu titik "25" (lihat gambar dibawah) terkadang dibuat lebih dari satu karena kebutuhan wiring yang terhubung pada titik tersebut.
Dalam diagram tangga, perangkat beban (lampu, koil relay, solenoida koil, dll) selalu digambar di sisi kanan anak tangga (rung). Sebenarnya tidak ada masalah secara elektrik, asal kumparan relay terletak di dalam rung, tetepi menjadi masalah jika ujung power supply pada ladder di tanahkan (lihat gambar) guna operasi yang lebih baik.
Di sini, lampu (beban) terletak di sisi kanan anak tangga, dan begitu pula koneksi tanah untuk sumber daya. Ini bukan kebetulan, melainkan merupakan tujuan dari praktek desain yang baik. Misalkan kawat # 1 terjadi short circuit dengan tanah karena isolasi kawat terkelupas (karena panas) sehingga kawat kontak dengan panel/ground logam. Maka Lampu hanya tidak akan menyala tetai tidak rusak. Rangkaian diatas akan berfungsi seperti ini:
Dengan dua bagian sisi lampu terhubung ke tanah, lampu tidak akan bisa mennyala. Jika switch menutup, maka akan aterjadi short circuit, dan memuuskan fuse.
Sebaliknya denga posisi lampu dan switch terbalik, dan terjadi masalah seperti diatas:
Kali short circuit pada kabel #1 akan menyebabkan lampu menyala terus dan switch tidak akan menimbulkan pengaruh. Dari kedua hal diatas, adalah lebiih baik memiliki sistem yang memutuskan fuses daripada sistem yang membuat beban menjadi on (energized) semua. Kalau fuses putus maka sistemn akan berhenti berjalan, tetapi jika semua beban menjadi on, maka sistem yang membutuhkan kerja berurutan bisa menjadi rusak.
Sebaliknya denga posisi lampu dan switch terbalik, dan terjadi masalah seperti diatas:
Kali short circuit pada kabel #1 akan menyebabkan lampu menyala terus dan switch tidak akan menimbulkan pengaruh. Dari kedua hal diatas, adalah lebiih baik memiliki sistem yang memutuskan fuses daripada sistem yang membuat beban menjadi on (energized) semua. Kalau fuses putus maka sistemn akan berhenti berjalan, tetapi jika semua beban menjadi on, maka sistem yang membutuhkan kerja berurutan bisa menjadi rusak.
No comments:
Post a Comment